Ini penjelasan kenapa saat tidur terasa diganggu mahluk halus


Sleep paralisis - kelumpuhan tidur

Pernahkah anda mengalami kesulitan bergerak saat sedang tertidur lelap bahkan disertai dengan mimpi buruk? Jika perbah itu artinya anda sedang mengalami Sleep Paralysis atau Kelumpuhan tidur.

Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur adalah keadaan ketidakmampuan bergerak ketika sedang tidur ataupun ketika bangun tidur. Seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur biasanya akan mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa mengeluarkan suara dan sebagainya. 

Kelumpuhan tidur biasanya juga disertai dengan halusinasi seram atau mimpi buruk. Kelumpuhan tidur terjadi dalam keadaan si penderita sedang setengah tidur, sedang tertidur lelap, ataupun dalam keadaan terjaga sewaktu mengalami kelumpuhan tidur. Kondisi ini umumnya terjadi bila si penderita tidur menelentang atau menghadap ke atas, yang ditandai dengan merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan tidak bisa bergerak dan sulit bersuara.

Kelumpuhan tidur diyakini terjadi akibat terganggunya fase tidur REM (Rapid Eye Movement sleep : Tidur dengan gerak mata cepat) , yang menyebabkan terjadinya atonia otot lengkap yang mencegah seseorang untuk bertindak di luar mimpi mereka.

Kelumpuhan tidur telah dikaitkan dengan gangguan lainnya seperti narkolepsi,migrain, gangguan kecemasan, dan apnea tidur obstruktif.

Tanda dan gejala


Patofisiologi kelumpuhan tidur belum diidentifikasi secara konkret, namun ada beberapa teori mengenai apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami kelumpuhan tidur. Yang pertama berasal dari pemahaman bahwa kelumpuhan tidur adalah parasomnia yang disebabkan oleh tidak sejalannya fase REM dan bangun tidur, dengan kata lain, otak masih dalam kondisi tidur tapi tubuh ingin bangun, sehingga tubuh tidak bisa digerakkan.

Studi polisomnografi menemukan bahwa seseorang yang mengalami kelumpuhan tidur memiliki masa tidur REM yang lebih pendek dari biasanya. Studi ini juga menyatakan bahwa tidak teraturnya pola tidur dapat memicu terjadinya kelumpuhan tidur, karena malfungsi tidur REM biasanya terjadi saat pola tidur terganggu. Selain itu, penelitian lainnya menemukan bahwa kurang tidur juga bisa menyebabkan terjadinya kelumpuhan tidur.

Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap REM inilah mimpi terjadi. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya; dari keadaan sadar ke tahap tidur paling ringan, kemudian langsung melompat ke tahap REM. 

Oleh sebab itu, ketika otak tiba-tiba terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah kelumpuhan tidur terjadi. Individu merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi dengan adanya halusinasi munculnya sosok lain yang sebenarnya merupakan karakteristik dari mimpi. Kelumpuhan tidur sering diiringi oleh halusinasi seram (hipnopompik atau hipnagogik) dan perasaan takut yang teramat sangat.

Ketakutan penderita terhadap kelumpuhan tidur terutama berasal dari jelasnya halusinasi yang dialaminya. Elemen halusinasi saat mengalami kelumpuhan tidur membuat seseorang cenderung menafsirkan pengalaman tersebut sebagai mimpi, karena objek-objek yang tidak masuk akal mungkin muncul di dalam kamar dalam pandangan mata kasar seseorang.

Ada gagasan bahwa kelumpuhan tidur ini bersifat genetik. Penelitian terhadap sepasang anak kembar menunjukkan bahwa jika salah satunya mengalami kelumpuhan tidur, maka yang satunya lagi juga berkemungkinan mengalaminya.


Beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelumpuhan tidur. 
  • Insomnia dan kurang tidur,
  • Jadwal tidur yang tidak teratur,
  • Tidur dengan posisi terlentang,
  • Stres,
  • Terlalu sering menggunakan stimulan,
  • Kelelahan fisik,
  • Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati ADHD.

Tidur dalam posisi terlentang dikatakan sebagai faktor utama yang memicu terjadinya kelumpuhan tidur. Kelumpuhan tidur bisa juga merupakan pertanda narkolepsi (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), Sleep apnea (Tidur mendengkur), kecemasan, atau depresi.

Saat kelumpuhan tidur terjadi, seseorang sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Oleh sebab itu, fenomena ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis.