Remaja dan seks



Apakah anda adalah seorang remaja, dan saat melihat atau hanya berpikir tentang seseorang kemudian jantung anda berdetak lebih kencang, Mungkin anda sedang dalam masa pubertas.

Selama remaja, Anda akan melalui masa pubertas dan menjadi dewasa secara seksual. Jika Anda seorang gadis, payudara akan mengembang dan mulai mendapatkan menstruasi. Jika Anda laki-laki, penis dan testikel menjadi lebih besar. Jika Anda berhubungan seks, Anda bisa hamil atau bisa membuat seseorang hamil.

Apakah Anda memilih untuk melakukan hubungan seks atau tidak, Sebaiknya anda mengetahui tentang seks yang aman dan bagaimana seks memengaruhi kesehatan anda. Selain kehamilan, berhubungan seks menempatkan anda pada risiko mendapatkan penyakit menular seksual, seperti herpes atau kutil kelamin, atau HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Satu-satunya cara untuk menghindari hal tersebut adalah dengan tidak melakukan hubungan seks.

Bicarakan dengan orang tua atau dokter anak adalah cara yang baik untuk mendapat informasi dan untuk membantu anda berpikir tentang bagaimana perubahan ini mempengaruhi diri anda.

Anda mungkin bertanya pada diri sendiri ..
* Bolehkah saya masturbasi?
* Kapan saya harus mulai berkencan?
* Kapan saya boleh berciuman?
* Seberapa jauh saya harus berpacaran?
* Kapan saya akan siap untuk melakukan hubungan seksual?
* Akankah berhubungan seks membantu hubungan saya dengan pacar?
* Apakah seks oral benar-benar seks?

Jawabanya, Masturbasi tidaklah merugikan diri anda, sebagian orang mungkin melakukannya, sebagian lainya mungkin menganggap tidak perlu/penting.

Memutuskan untuk menjadi aktif secara seksual, bisa sangat membingungkan. Di satu sisi, anda mendengar begitu banyak peringatan dan bahaya tentang berhubungan seks. Di sisi lain, film, TV, majalah, bahkan lirik dalam lagu pun tampaknya memberitahu anda bahwa boleh melakukan hubungan sex.

Faktanya, seks adalah bagian dari kehidupan dan bagian dari hidup itu, bisa menjadi baik atau buruk. Itu semua tergantung pada diri anda dan pilihan yang anda buat.

Berkencan, misalnya. Jika anda dan pacar anda merasa siap untuk mulai berkencan itu boleh saja anda lakukan tentu saja dengan ijin orang tua, anda mungkin menemukan diri anda dalam hubungan yang lebih serius. Kemudian jika salah satu dari anda ingin menghentikan hubungan, cobalah untuk tidak menyakiti perasaan orang lain dan jujur ​​satu sama lain. Setelah putus-cinta, perasaan kedua pasangan mungkin sedih atau marah, tapi tetap pada aktivitas normal setelahnya. Ada baiknya membicarakannya dengan orangtua atau teman yang lebih dewasa dan bisa dipercaya untuk membantu anda.

Semakin dekat dengan seseorang yang anda sukai itu sah-sah saja. Memegang tangan, memeluk, dan mencium hal itu mungkin saja terjadi, tetapi anda tidak harus berhubungan seks.

Memutuskan apakah akan berhubungan seks adalah salah satu keputusan paling penting yang pernah akan anda buat. Bicarakan dengan orangtua anda tentang nilai-nilai keluarga anda. 

Menunggu untuk berhubungan seks sampai anda lebih dewasa, dalam hubungan yang serius (Pernikahan), dan memikirkan tanggung jawab yang akan datang bersaman dengan hal itu adalah pemikiran yang sangat bagus! Dan anda dapat menghindari kehamilan atau membuat seseorang hamil dan menghindari penyakit menular seksual (PMS). 

Hanya ada satu cara untuk menghindari kehamilan dan infeksi yang terkait dengan seks, yaitu dengan tidak melakukan hubungan seks. Dan ingat bahwa seks oral juga adalah seks. Anda mungkin tidak perlu khawatir tentang kehamilan dengan seks oral, tetapi anda perlu khawatir tentang infeksi seperti herpes, gonorrhea, HIV (virus yang menyebabkan AIDS), dan HPV (human papillomavirus - virus yang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan,kanker leher rahim (Servik) dan penyakit kelamin pada remaja dan orang dewasa. (NIH) 

Berbicara tentang hubungan seksual, tentu ada hal yang patut dipertimbangkan, misalnya;
* Sudahkah anda siap untuk menikah di usia muda, menjadi orang tua dan mengasuh anak? 
* Bagaimana Jika pasangan anda meningalkan anda setelah itu?
* Bagaimana jika anda tertular penyakit menular seksual (PMS)?